Facebookers communitas
SEBRANG [ SELAGAI LINGGA, LAMPUNG TENGAH, LAMPUNG, SUMATRA]
creat of argir ( AREK GIRI )
Ada teduh dalam tatapan matamu ada cinta yang tulus untuk ku ada kasih yang terdalam dalam bathin mu dalam renta menahan sakit mu kau dekap aku dalam bahasa kasih yang tak pernah kumengerti kau kecup aku dengan bahasa cinta sucimu engkau melindungiku saat aku tak berdaya engkau curahkan tetesan kasih laksana embun yang mendinginkan daun dikala fajar menyengat halus lembut belaian tangan mu memberikan kekuatan untuk ku melewati jalan semu di hidup ku keluh kesah suara parau yang kudengar dalam doamu meminta dari yang khaliq sejuta kebaikan untuk diriku dalam derita yang kau tahan, dalam sakit yang kau simpan jelas tergambar duka yang mendalam kau emban dalam pundak deritamu kau simpan dari kami putra putrimu didalam tatapan syahdu dan sendu kau masih diam dan kelu kau meminta untuk beristirahat dalam kesendirianmu mencoba untuk menjauh, karena satu, kau tak mau membagikan duka mu tubuh mu semakin tak berdaya, menahan sakit yang amat menyiksa namun bening tatapan matamu masih memancarkan cinta yang terdalam yang kau punya kau bawa sejuta cinta dan kasih mu, dalam fajar pagi yang hangat melepaskan berjuta-juta beban dalam tubuh mu dalam larikan nafas akhirmu, kau hempaskan sejuta nestafa yang selama ini mengandoli tubuh mu meminta setitik cinta dari tuhan mu untuk jalan kembali pulang

Kamis, 01 Agustus 2013

Fi Sabilillah, Siapakah Mereka?

Fi Sabilillah, Siapakah Mereka?

Su Kakov, Mazz Rofii, Siroj Munir, Ubaid Bin Aziz Hasanan, Sunde Pati, Saif El Nashr, Brilly Yudho W, Đådåĸ Ŕãdềń Żhäńg PħềńgềMist, Kudung Khantil Harsandi Muhammad Dll.
Suka ·  · Ikuti Kiriman · 1321 · 28 Juli pukul 3:03
Teungku Fachry dan 12 orang lainnya menyukai ini.

Kang MuSlimin Secara umum, Fi Sabilillah dapat diartikan dengan segala amal kebajikan yang bertujuan untuk menghidupkan ruh Islam. akan tetapi dalam hal zakat, para ulama mendefinisikannya hanya dalam satu pengertian, yaitu orang yang berperang di medan pertempuran melawan orang-orang kafir tanpa mendapatkan gaji sepeserpun dari khalifah atau penguasa (pejuang sukarelawan).

Adapun penafsiran sebagian orang bahwa pembangunan rumah sakit, masjid atau madrasah dan aktifitas lain yang baik seperti mengajar adalah masuk dalam kategori Fi Sabilillah yang berhak menerima (mengambil) bagian dari zakat, maka hal ini tidak bisa dibenarkan dengan beberapa alasan sebagai berikut :

Tidak satupun di antara ulama salaf, imam mujtahid atau yang setingkat dengan mereka yang mengatakan bahwa Fi Sabilillah dalam hal zakat adalah mencakup semua amal kebaikan.
Pendapat tersebut muncul dari orang-orang yang belum memenuhi syarat-syarat ijtihad.
Pendapat tersebut menyalahi perkataan Imam Malik: "Jalan menuju Allah sangatlah banyak, tetapi aku tidak menjumpai ikhtilaf (perbedaan pendapat di kalangan para ulama) bahwa yang dimaksud fi sabilillah di sini (dalam hal zakat) adalah berkaitan dengan peperangan" (Ibn al 'Arabi al Maliki, Ahkam al Qur'an).
Adanya Ijma' (konsensus) para pakar tafsir bahwa yang dimaksud Fi Sabilillah dalam ayat tersebut adalah para pejuang suka relawan. Hal ini dapat ditela'ah dalam kitab-kitab tafsir mu'tabar seperti al Bahr al Muhith atau an-Nahr al Madd karya Abu Hayyan, at-Tafsir al Kabir karya ar-Razi, Zad al Masir karangan al Hafizh Ibn al Jawzi, Tafsir al Baidlawi, Tafsir al Qurthubi, Tafsir Ibn 'Athiyyah dan masih banyak lagi.
Pendefinisian Fi Sabilillah dengan para pejuang suka relawan merupakan ijma' para ulama yang telah dinyatakan oleh para fuqaha' (ahli fiqih), mereka antara lain: Imam Syafi'i dalam al Umm, Juz VI, h. 62, Imam Malik dalam al Muwaththa', h. 179, Muhammad ibn al Hasan dalam al Mudawwanah, Juz II, h. 59, Ibnu Hubairah al Hanbali dalam al Ifshah, h. 108, Ibn Qudamah dalam al Mughni, Ibn al Mundzir dalam al Irsyaf dan lain-lain. Hanya saja Imam Ahmad menambahkan bahwa termasuk juga Fi Sabilillah dalam hal ini adalah Haji.

Cukup sebagai dalil, bahwa zakat tidak boleh diberikan kepada selain ashnaf (golongan) yang delapan sesuai dengan penjelasan para ulama bahwa ayat 60 dari surat at-Taubah tersebut menggunakan lafazh "innama" (termasuk lafazh yang berfungsi Hashr yaitu terbatas pada sesuatu yang disebutkan setelahnya) yang berarti, zakat hanya sah jika diberikan kepada delapan golongan tersebut. Dan seandainya zakat itu diperuntukkan bagi semua amal kebaikan, maka tidak ada artinya al Hashr (pembatasan) dengan lafazh tersebut.

Juga sabda Rasulullah ketika beliau berbicara tentang zakat :

"إِنَّهَا لاَ تَحِلُّ لِغَنِّيٍّ وَلاَ لِذِيْ مِرَّةٍ سَوِيٍّ" (رواه أبو داود والبيهقي)

Maknanya: "Sesungguhnya zakat tidak halal bagi orang kaya dan bagi orang yang mempunyai pekerjaan yang mencu-kupinya" (H.R. Abu Dawud dan al Baihaqi)

Jika zakat dibayarkan untuk membangun rumah sakit, masjid atau madrasah, kemudian tempat-tempat itu dimanfaatkan oleh semua orang, baik kaya ataupun miskin maka hal ini jelas bertentangan dengan hadits tersebut.

Kutipan al Fakhrur Razi dari al Qaffal asy-Syasyi bahwa sebagian Fuqaha' mengatakan: "Sabilullah" mencakup semua jalan kebaikan adalah kutipan dari orang-orang yang Majhul (tidak dikenal) dan merupakan pendapat yang rusak (menyimpang dari kebenaran) dari al Majahil (orang-orang yang tidak dikenal) dan ini menyalahi ijma' yang telah dinyatakan oleh para ulama seperti Imam Malik. Karenanya pendapat ini tidak bisa diterima sebab menyalahi ijma' (Muhammad Zahid al Kautsari, Maqalat al Kautsari, h. 222).

Jika ada sebagian orang yang menukil dari Imam Ahmad bahwa ia mengatakan: "Zakat boleh diberikan untuk semua amal kebaikan", perlu diketahui bahwa ia menyalahi nash-nash Fuqaha Hanabilah (para ahli fiqih dari Madzhab Hanbali) sendiri seperti yang telah dikemukakan oleh Ibn Hubairah al Hanbali dalam al Ifshah, Ibn Qudamah al Hanbali dalam al Mughni, dan juga ulama-ulama mujtahid atau yang di bawah derajat mereka dari luar kalangan Fuqaha' Hanabilah.

Karena semua inilah, maka para ulama seperti Sulthan al Ulama al 'Izz ibn Abdissalam berfatwa bahwa tidak boleh mengambil bagian zakat untuk diberikan kepada tentara muslim yang sudah mendapat gaji dari uang kas Negara, meskipun para penguasa waktu itu sangat memerlukan biaya untuk berperang melawan pasukan tartar. Beliau tidak mengatakan kepada penguasa waktu itu: "Gunakanlah harta zakat untuk setiap yang dinamakan jihad". Peristiwa ini diceritakan oleh imam Tajuddin as-Subki dalam Thabaqat asy-Syafi'iyyah dan Ibn Katsir dalam al Bidayah wa an-Nihayah.

Bahwa yang di maksud Fi Sabilillah hanyalah para pejuang suka relawan, hal ini juga ditegaskan oleh mantan mufti mesir yang terkenal, Syekh Muhammad Bakhit al Muthi'i dan Syekh Muhammad Zahid al Kautsari yang merupakan wakil Syekh al Islam terakhir dalam Khilafah Utsmaniyyah.

Kiyai, Ustadz, Guru ngaji, masjid, musolla, pesantren, madrasah, dan prasarana umum lainnya bukanlah dimaksud Fi Sabilillah dalam ayat di atas, sehingga mereka tidak boleh mengambil/menerima zakat, kecuali bila ada dari orang yang kita sebutkan masuk dalam kategori faqir, miskin. (kyai ndeso koyok e roto roto dhoif ila dunya) kiro kiro ngunu kang . . .

caposan ko kitab ehehehhe
28 Juli pukul 3:13 · Suka · 3

Kang MuSlimin ada juga pendapat di kalangan maliki yakni imam ibn rusydi dan imam al lakhmi bhwa pengertian fi sabilillah mencangkup manfaat untuk smua org muslim, sprti madrasah, kiai, ustad dll.

cobi di cek di kitab syarhu mukhtashor kholil lil khorsyi juz 2 shohifah 216 kang Teungku Fachry . . ..
28 Juli pukul 3:16 · Suka · 2

Teungku Fachry enggih suwun kang...

tp yg sy mksud sabilillah dlm pndangan Ulama ahli tafsir ?
28 Juli pukul 3:18 · Suka

M Supaji Aji كل وجوه الخير كما نقله الأمام القفال
28 Juli pukul 3:29 · Suka · 1

Ubaid Bin Aziz Hasanan kang tengku@ cari di doc fk pada bab memberikan zakat pada masjid , trus baca ibaratx
28 Juli pukul 3:52 melalui seluler · Suka · 2

Đådåĸ Ŕãdềń Żhäńg PħềńgềMist http://fiqhkontemporer99.blogspot.com/2012/08/zakat-untuk-masjid.html

ZAKAT UNTUK MASJID ~ FIQH KONTEMPORER
fiqhkontemporer99.blogspot.com
28 Juli pukul 3:57 · Suka · 2

Kudung Khantil Harsandi Muhammad http://fiqhkontemporer99.blogspot.com/2012/08/zakat-untuk-masjid.html?m=1

ZAKAT UNTUK MASJID ~ FIQH KONTEMPORER
fiqhkontemporer99.blogspot.com
28 Juli pukul 3:59 melalui seluler · Suka · 1

Kudung Khantil Harsandi Muhammad http://irvanzaky2.blogspot.com/2012/04/hukum-tasharruf-distribusi-zakat-untuk.html?m=1
Pawon ilmu: HUKUM TASHARRUF (DISTRIBUSI) ZAKAT UNTUK MASJID ATAU MADRASAH
irvanzaky2.blogspot.com
28 Juli pukul 4:01 melalui seluler · Suka · 1

Kudung Khantil Harsandi Muhammad http://m.facebook.com/groups/153389088061822?view=permalink&id=564253900308670&refid=18

Fiqh Kontemporer
Blog - http://fiqhkontemporer99.blogspot.com/ Twitter - https://twitter.com/fiqh...
Lihat Selengkapnya
28 Juli pukul 4:04 melalui seluler · Suka · 1

Kudung Khantil Harsandi Muhammad http://m.facebook.com/groups/153389088061822?view=permalink&id=564255750308485&refid=18

Fiqh Kontemporer
Blog - http://fiqhkontemporer99.blogspot.com/ Twitter - https://twitter.com/fiqh...
Lihat Selengkapnya
28 Juli pukul 4:05 melalui seluler · Suka · 1

Ustadz Cakep Buka aja kitab-kitab tafsir. Kalau menurut Imam Qoffal kalau tidak salah, fii sabilillaah itu semua bentuk kebaikan yang ditujukan untuk taqarrub kepada Allah Ta'ala.
28 Juli pukul 11:30 · Suka · 2

Brandal Loka Jaya yo wng sing perang gozin....
28 Juli pukul 16:07 melalui seluler · Suka · 2

Usman Mulyana orang yang berjuang Dijalan Allah ... (tidak terfokus sama orang yang berperang saja)..
28 Juli pukul 21:54 · Suka · 1

Teungku Fachry all@ mhon ditelaah kmbali
Senin pukul 2:00 · Suka

Mohammed Taheer kiyai pesbuk
Senin pukul 2:16 · Suka

Teungku Fachry kia pesbuk jg boleh...hi
Senin pukul 4:22 · Suka · 2

Fmurtadlho Al Balwy Dlm ttanan bhs arab, tdak sah jika orang yg mati ktka mlakukan solat dktkan mati fisabilillah. Karena kata fi sabilillah dlm gramatika bahasa sudah trlnjr mnjdi makna berperang mlawan msuh islam.
Senin pukul 18:03 melalui seluler · Suka · 1

Mohammed Taheer khoiru jihaad, jihaadun nafs ??
perang logika - perang menghantam liberal - perang melawan iblis ??
Selasa pukul 4:36 · Suka

Anam Badi'uz Zaman وقد تتابع كثير من متأخري الفقهاء والمفسرين والمحدثين على القول بأن في سبيل الله عامة تشمل كل أنواع البر والقربات، فقد جاء في أبحاث هيئة كبار العلماء[3] (القول الثالث: أن المراد بذلك: جميع وجوه البر؛ لأن اللفظ عام فلا يجوز قصره على بعض أفراده إلا بدليل صحيح، ولا دليل على ذلك، ولقد قال بهذا القول مجموعة من العلماء من مفسرين ومحدثين وفقهاء، وفيما يلي بعض من أقوالهم:

قال الفخر الرازي : إن ظاهر اللفظ في قوله تعالى: { وفي سبيل الله } لا يوجب القصر على الغزاة - ثم قال: فلهذا المعنى نقل القفال في [تفسيره]، عن بعض الفقهاء: أنهم أجازوا صرف الصدقات إلى جميع وجوه الخير من تكفين الموتى وبناء الحصون وعمارة المساجد؛ لأن قوله: {وفي سبيل الله} عام في الكل. اهـ[4]

وقال الخازن في [تفسيره]: وقال بعضهم: إن اللفظ عام فلا يجوز قصره على الغزاة فقط؛ ولهذا أجاز بعض الفقهاء صرف سهم سبيل الله إلى جميع وجوه الخير من تكفين الموتى، وبناء الجسور والحصون، وعمارة المساجد، وغير ذلك، قال: لأن قوله: { وفي سبيل الله } عام في الكل فلا يختص بصنف دون غيره. اهـ[5].

وقال محمد جمال الدين القاسمي : ثم ذكر تعالى الإعانة على الجهاد بقوله: {وفي سبيل الله} فيصرف على المتطوعة في الجهاد، ويشترى لهم الكراع والسلاح، قال الرازي : لا يوجب قوله: {وفي سبيل الله} القصر على الغزاة، ولذا نقل القفال في [تفسيره]، عن بعض الفقهاء جواز صرف الصدقات إلى جميع وجوه الخير من تكفين الموتى، وبناء الحصون، وعمارة المساجد؛ لأن قوله: { وفي سبيل الله } عام في الكل. انتهى.

ولذا ذهب الحسن وأحمد وإسحاق إلى أن الحج من سبيل الله فيصرف للحجاج منه.

قال في [الإقناع]، وشرحه: والحج من سبيل الله نصا، وروي عن ابن عباس وابن عمر؛ لما روى أبو داود ( أن رجلا جعل ناقة في سبيل الله، فأرادت امرأته الحج، فقال لها النبي صلى الله عليه وسلم اركبيها، فإن الحج من سبيل الله)[6] فيأخذ إن كان فقيرا من الزكاة ما يؤدي به فرض حج أو عمرة أو يستعين به فيه وكذا في نافلتهما؛ لأن كلا من سبيل الله . انتهى.

قال ابن الأثير : وسبيل الله عام، يقع على كل عمل خالص سلك به طريق التقرب إلى الله تعالى بأداء الفرائض والنوافل وأنواع التطوعات، وإذا أطلق فهو في الغالب واقع على الجهاد حتى صار لكثرة الاستعمال كأنه مقصور عليه انتهى.

وقال في [التاج]،: كل سبيل أريد به الله عز وجل- وهو بر- داخل في سبيل الله. اهـ[7].

وقال أحمد مصطفى المراغي : في [تفسيره]، قوله تعالى: { وفي سبيل الله } وسبيل الله: هو الطريق الموصل إلى مرضاته ومثوبته، والمراد به: الغزاة، والمرابطون للجهاد، وروي عن الإمام أحمد أنه جعل الحج من سبيل الله، ويدخل في ذلك جميع وجوه الخير من تكفين الموتى، وبناء الجسور والحصون، وعمارة المساجد ونحو ذلك.

والحق: أن المراد بسبيل الله: مصالح المسلمين العامة التي بها قوام أمر الدين والدولة دون الأفراد؛ كتأمين طرق الحج، وتوفير الماء والغذاء، وأسباب الصحة للحجاج، وإن لم يوجد مصرف آخر، وليس منها حج الأفراد؛ لأنه واجب على المستطيع فحسب. اهـ[8]

وقال الألوسي : {وفي سبيل الله} أريد بذلك عند أبي يوسف : منقطعو الغزاة، وعند محمد : منقطعو الحجيج، وقيل: المراد: طلبة العلم، واقتصر عليه في [الفتاوى الظهيرية]، وفسره في [البدائع]، بجميع القرب، فيدخل فيه كل من سعى في طاعة الله تعالى وسبل الخير اهـ[9].

وقال السيد رشيد رضا في تفسيره: [المنار]، بعد استعراضه الأقوال التي قيلت في المراد بقوله تعالى: {وفي سبيل الله} ما نصه: والتحقيق أن سبيل الله هنا مصالح المسلمين العامة التي بها قوام أمر الدين والدولة دون الأفراد، وأن حج الأفراد ليس منها؛ لأنه واجب على المستطيع دون غيره، وهو من الفرائض العينية بشرطه؛ كالصلاة والصيام لا من المصالح الدينية الدولية.. ولكن شعيرة الحج وإقامة الأمة لها منها، فيجوز الصرف من هذا السهم على تأمين طرق الحج وتوفير الماء والغذاء وأسباب الصحة للحجاج إن لم يوجد لذلك مصرف آخر. اهـ[10].

وقال أيضا: {وفي سبيل الله} وهو يشمل سائر المصالح الشرعية العامة التي هي ملاك أمر الدين والدولة وأولاها بالتقديم الاستعداد للحرب بشراء السلاح وأغذية الجند وأدوات النقل وتجهيز الغزاة... إلى أن قال: ومن أهم ما ينفق في سبيل الله في زماننا هذا: إعداد الدعاة إلى الإسلام وإرسالهم إلى بلاد الكفار من قبل جمعيات منظمة تمدهم بالمال الكافي. اهـ[11].

وقال سيد قطب رحمه الله: {وفي سبيل الله} وذلك باب واسع يشمل كل مصلحة للجماعة تحقق كلمة الله، وفي أولها: إعداد العدة للجهاد، وتجهيز المتطوعين، وتدريبهم، وبعث البعوث للدعوة إلى الإسلام، وبيان أحكامه وشرائعه للناس أجمعين، وتأسيس المدارس والجامعات التي تربي الناشئة تربية إسلامية صحيحة، فلا نكلهم إلى مدارس الدولة تعلمهم كل شيء إلا الإسلام، ولا مدارس المبشرين تعتدي على طفولتهم وحداثتهم وهم لا يملكون رد العدوان. اهـ[12].
Selasa pukul 7:23 · Suka · 2

Muh KHolili Aby Fitry alfatehah
23 jam yang lalu · Suka · 1

Brilly Yudho W Sudah finish ta ini? Hasilnya: khilaf?
5 jam yang lalu · Suka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar